Lebaran, Mudik dan Silaturrahim

Posted by Ibn on 01 September 2011

Lebaran, Mudik dan Silaturrahim- Seusai melaksanakan rutinitas ibadah puasa sebulan penuh dengan dilaksankannya shalat Idul Fiti yang oleh masyarakat indonesia dikenal dengan istilah LEBARAN. Lebaran oleh masyarakat muslim indonesia identik dengan kegiatan Silaturahim  saling memaafkan. Dalam bahasa Arab, Silaturahim berarti menyambung hubungan dengan saudara sedarah. Atau menyambung hubungan dengan orang-orang yang bukan saudara seperti tetangga dan teman. Dari sisi sosial, Silaturahim dan silaturahim sangat penting untuk menjaga hubungan baik kontak dan jaringan. Dalam Islam menjaga hubungan silaturahim sangat dianjurkan baik dalam suasana lebaran maupun tidak.

Tradisi Bangsa Melayu

Walaupun identik dengan Idul Fitri yang merupakan hari raya umat Islam, sebenarnya Silaturahim merupakan tradisi bangsa Melayu. Di Arab sendiri saat ini, suasana Silaturahim pada hari raya Idul Fitri tidak begitu kental. Sementara di Indonesia, silaturahim tak hanya milik Muslim. Masyarakat non-Muslim pun sering kali terlibat dalam kegiatan ini.

Bahkan, belakangan ini nyaris semua kalangan juga turut meramaikan acara buka bersama. Di desa-desa di Yogya dan Jawa Tengah misalnya, umat non-Muslim ikut serta berkeliling ke rumah-rumah tetangga untuk bersalaman, mengucapkan selamat hari raya kepada kaum muslim serta saling memaafkan. Ada pula yang membuka pintu rumahnya lebar-lebar serta menyediakan aneka penganan khas Lebaran di meja tamu. Hal ini menunjukkan betapa indahnya toleransi antar umat beragama di negeri ini.

Budaya Mudik atau Pulang Kampung

salah satu kebaiasaan orang indonesia yang mencari rezeki di tempat perantauan jauh dari keluarga biasanya menggukanakn moment lebaran untuk melaksanakan pulang kampung atau yang lebih kerennya disebut Mudik yang tujuannya adalah untuk  menyambung Silaturahim dengan saling mengunjungi satu sama lainnya.

Pergeseran makna silaturahim

Di tengah masyarakat yang semangat untuk mudik, , terselip juga manusia-manusia modern yang lebih menyukai sesuatu yang praktis.
Gaya hidup masyarakat perkotaan yang cenderung individualistis, membuat kurangnya Silaturahim. Silaturahim bergeser menjadi formal dan berupa hubungan fungsional tanpa kedalaman. Misalnya hanya dengan memanfaatkan kemajuan teknologi seperti telepon, SMS, email, atau jejaring sosial yang menggantikan sebuah pertemuan atau sekadar kartu Lebaran.

Namun di balik itu, masih lebih banyak orang yang menyadari pentingnya jalinan kekerabatan atau jejaring yang akan memberi manfaat sosial tersendiri. Silaturahim kala Lebaran pun menjadi momen untuk mengisi ulang 'batre' hubungan dan bermakna spiritual. Hubungan Silaturahim yang baik akan membuat sebuah keluarga penuh cinta kasih, kebahagiaan sehingga kuat, dan tak mudah goyah.

Lebaran merupakan saat yang paling pas untuk kembali menyatu dan melebur kesalahan. Lembaran baru pun dibuka, harapannya bisa diisi dengan segala hal yang lebih baik. Dan dengan mempererat tali Silaturahim, Allah akan membukakan pintu-pintu rezeki.
Silaturahim Pendidikan buat si Kecil
Lebaran menjadi momen yang tepat untuk mengenalkan anak pada keluarga besar dan kerabat. Selain itu, Silaturahim atau halal bil halal juga bisa jadi wadah bagi si kecil untuk belajar berkomunikasi, mengenal berbagai tradisi dan norma-norma sosial di lingkungan sekitar. Dengan berkumpul bersama keluarga besar yang terdiri dari berbagai usia, anak juga berlatih menyesuaikan diri. Sambil beradaptasi, anak juga akan belajar untuk bersosialisasi dan saling memaafkan. 
Tip Agar  Anak Nyaman Bersilaturahim
Berikut tip agar anak-anak nyaman,tanpa kendala ketika diajak berSilaturahim. Untuk anak-anak usia SD, sudah bisa diberi pengertian tentang Silaturahim juga kaitannya dengan agama.

Sedangkan untuk anak-anak yang lebih muda, kita bisa memperkenalkan kepada saudara-saudara serta keluarga besar. Bagi anak pra sekolah atau balita yang kerapkali rewel, upayakan kenyamanan pada diri mereka. Sebaiknya mereka mengenakan baju yang mudah menyerap keringat serta enak dipakai. Baju baru kerapkali menyebabkan ketidaknyamanan bagi kanak-kanak. Bawa pakaian ganti serta perlengkapannya bagi anak-anak, seperti handuk lembut dan bedak. Bawa juga keperluan lain seperti susu, snack favorit, buku atau mainan kesayangan. Ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu anak memintanya.

Pahami karakter anak yang memang berbeda-beda.Ada anak yang mudah bersalaman dengan membaur dengan orang baru, namun ada pula anak yang pemalu. Jangan paksa si pemalu untuk bersalaman dengan kerabat yang baru ditemui, kalau dipaksa bisa-bisa malah menangis dan trauma.
Biarkan beberapa waktu agar anak terbiasa dengan lingkungan barunya, lalu ajak ia bertemu dengan saudara atau teman sebaya.

Selamat Lebaran, Mudik dan Silaturrahim kami ucapkan. Wassalam.

{ 1 comments... read them below or add one }

Anonymous said...

maaf telat ucapin... maaf lahir batin...

Post a Comment

terimakasih atas komentar dan kunjungan anda
salam admin ichsan el jufri blog