Media 'Israel': Hamas Makin Arogan dan Ganas

Posted by Ibn on 02 August 2014

oleh : Shalih Nuami

Agresi 'Israel' ke Jalur Gaza kali ini berangkat dari empat asumsi yang semuanya salah. Para penentu kebijakan 'Israel' di Tel Aviv meyakini bahwa lepasnya sekutu-sekutu di kawasan regional seperti Suriah dan Iran, ditambah lagi rekonsiliasi Palestina yang akhirnya tidak memberikan dampak positif apapun kepada Hamas sehingga gerakan ini dianggap mengalami kondisi paling lemah sejak dididikan pada Desember 1987. Inilah asumsi 'Israel' ketika mengawali perang ke Gaza.

Bahkan Benjemen Netayahu mengasumsikan kondisi Hamas akan bisa dikuasasi dan bisa dikendalikan di saat perang, bahkan masa berakhirnya perang itu bisa ditentukan sesuai dengan kepentingan 'Israel'. Sebelum perang digelar, 'Israel' sangat bernafsu menggelar agresi untuk segera memetik kemenangan karena rezim Mesir membantu memblokade Hamas di Jalur Gaza dan menghancurkan terowongan-terowongan di bawah tanah. Kekuatan militer Hamas dianggap melemah, terutama gudang roket-roketnya yang berjarak menengah.

Di perang November 2012, 'Israel' mengklaim menghancurkan gudang roket Hamas jenis Fajr 5 yang disuplai Iran dan mereka hanya memiliki beberapa puluh roket sisasnya seperti M 75 buatan lokal.

Dalam perjalanan pertempuran, ternyata prediksi Tel Aviv itu tidak akurat. Perang Mesir terhadap terowongan dan usaha mereka menutup semua pintu penyelundupan senjata ke Gaza memberikan hasil berbalik. 'Israel' baru sadar bahwa penghancuran terowongan bawah tanah mendorong Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas kemudian mengandalkan kemampuan internal dalam mengembangkan dan mengkloning jenis-jenis roket baru dengan jangkauan lebih jauh dan hulu ledak lebih mematikan.

'Israel' sebelumnya meyakini jarak roket Hamas terjauh hanya bisa menjangkau Tel Aviv dan Al-Quds terjajah. Namun ternyata bisa menjangkau lebih jauh.

Untuk pertama kalinya Hamas menggunakan roket R160 atau menembus jarak 160 KM dan membawa hulu ledak seberat 245 kg bahan ledak. R160 mengungguli roket buatan Iran Fajr 5 yang diyakini 'Israel' sudah dihabisi gudangnya oleh Mesir dan sudah tidak tersedia lagi karena ditutup terowongannya. Roket-roket Hamas pun bisa menembus kota Haifa sehingga sekitar 3,5 juta warga penjajah Yahudi dalam ancaman roket Hamas.

Kini Mesir tidak lagi bisa menjadi mediator antara Hamas dan 'Israel'. Sebab selama ini Mesir sudah terbukti menjadi alat bagi 'Israel', tegas pengamat 'Israel' di Yediot Aharonot, Rony Ben Yasha. Sikap Kairo ini dianggap tidak berpihak kepada 'Israel' sebab Netanyahu saat ini sangat membutuhkan mediator untuk menghentikan pertempuran ini. Hal ini diamini oleh sejumlah pengamat 'Israel' lainya di media-media 'Israel' seperti Haaretz.

Bahkan kata pengamat 'Israel' Oreih Shavet, blokade Jalur Gaza selama ini tidak sesuai harapan 'Israel'. Bahkan Hamas semakin kuat, sadis dan brutal. Karena Hamas saat diyakini berteperang untuk mencari eksistensi mereka bukan hanya bertahan. Gadon Leivi, pengamat 'Israel' lainnya mengecam pemerintah Netanyahu yang berperang berangkat dan asumsi salah bahwa Hamas akan bersikap seperti perkiraan 'Israel'. Menurutnya, reaksi Hamas dianggap wajar terhadap usaha 'Israel' dan Mesir yang bukan hanya ingin menekuk Hamas tapi membunuh warga Gaza secara pelan-pelan. (bsyr)

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment

terimakasih atas komentar dan kunjungan anda
salam admin ichsan el jufri blog