Hari itu….
Aku berdiri di tepi samuderaTerhampar di depanku luasnya samudera yang akan kuarungi
Riak-riak kecil dan hembusan angin sepoi-sepoi khas tepian
Menghadirkan kedamaian dan keindahan estetis
Hari itu….
Aku mengukur luasnya samudera sejauh mataku memandangTerbayang di benakku akan kedamaian dan keindahan tak bertepi
Yang akan menjadi perjamuan jiwaku ketika aku berada di tengah samudera
Sebuah jolloro’ dengan dua dayung menjadi warisan teramat beharga bagiku
Tak pernah terlintas dalam benakku untuk meyelami kedalaman samudera
Berbagai misteri khas kedalaman menjadi rangkaian teka teki yang membingungkan
Kebingungan yang bermuara pada kegelisahan dan penderitaan
Satu per satu teka teki mulai tersingkap
Yang memberikan rasa yang tak terdefenisikan olehku
Dua rasa yang paradoks seakan menyatu dalam satu rasa
Yang akan menjadi perjamuan jiwaku ketika aku berada di tengah samudera
Sebuah jolloro’ dengan dua dayung menjadi warisan teramat beharga bagiku
Hari itu….
Aku tak pernah berfikir akan dalamnya samuderaTak pernah terlintas dalam benakku untuk meyelami kedalaman samudera
Berbagai misteri khas kedalaman menjadi rangkaian teka teki yang membingungkan
Kebingungan yang bermuara pada kegelisahan dan penderitaan
Hari ini….
Aku tengah menyelam dalam kedalaman samuderaSatu per satu teka teki mulai tersingkap
Yang memberikan rasa yang tak terdefenisikan olehku
Dua rasa yang paradoks seakan menyatu dalam satu rasa
Hari ini….
Seolah aku terlahir kembali dalam dunia yang begitu berbedaPerbedaan yang ditimbulkan oleh sebuah paradigma yang bergeser
Sehingga apa yang dulunya kuanggap lara menjelma menjadi suka
Suka cita yang tidak dibarengi oleh tawa ataupun senyum kemenangan
Tapi dengan air mata dan keperihan rasa.
Faizal pada 27 Juni 2009 jam 4:58 | Dipersimpangan Nilai
Terima kasih telah membaca artikel : Dipersimpangan Nilai
| posted and published by : ichsan el jufri blog
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment
terimakasih atas komentar dan kunjungan anda
salam admin ichsan el jufri blog