Panggilan Hubungan Kekerabatan Bugis Makassar

Posted by Ibn on 24 August 2011

Panggilan Hubungan Kekerabatan Bugis Makassar - Berikut adalah sebutan dan/atau panggilan untuk hubungan kekerabatan dalam bahasa Bugis Makassar, semoga bermanfaat :
Ibu/Induk = Anrong (M), Amma' (M), Indo' (B), Emma' (B)
Ayah = Mangge (M), Ambo (B), Ambe' (B), Bapa', Etta (B), Tetta (M)
Pinisi Freighters in the port of Taopere in Ma...Image via Wikipedia
Anak = Ana' (BM)
Kakak = Daeng (BM)
Adik = Andi (BM) 
Saudara = Saribbattang (M), Suressureng (B)
Sulung = Battoa (BM), Kaminang Toa (M), Ana' Bunge (B)
Bungsu = Bungko (BM), Kaminang Lolo (M), Paccucung (B Luwu)
Kakek = Dato' (M), Bapa' Toa (M), Lato' (B) 
Nenek = Dato' (M), Amma Toa (M), Nene' (BM)
Buyut = Nene' Kolantu (M), Nene Uttu' (B)
Cucu = Cucu (M), Eppo (B) Cicit = Cucu Kolantu (M), Eppo Uttu' (B)
Cucunya Cucu = Cucu Pala' Bangkeng (M), Eppo Sarompeang (B)

Mertua = Matoang (M), Matua (B)
Menantu = Mintu (M), Menettu (B) 
Suami = Bura'ne (M), Lakkai (B), Urane (B) 
Istri = Baine (M), Turiballaka (M), Bine (B), Hine (B Sinjai), Makkunrai (B), Indo'Ana' (B), Toribolae (B) 
Ipar = Ipara (M), Ipa' (B)
Keluarga = Kalabine (MB)
Kerabat = Bija (M), Wija (B), Sompung Lolo (B), Siajing (B)
Sepupu = Sampo (M), Sappo (B) Cappo' 

Sepupu satu kali = Cikali (BM), Sampo sikali (M), Sapposiseng (B) 
Cika' = bahasa gaul Bugis, kadang juga disingkat Sapposeng / cappo'
Sepupu dua kali = Pindu' (M), Sampo pinruang (M), Sappokkadua (B) 
Sepupu tiga kali = Pinta' (M), Sampo pintallung (M), Sappokkatellu (B)

Paman dan Bibi = Purina (M) 
Paman = Unda (M), Amure (B), Amaure (B), Pua' (B Luwu) 
Tante = Bonda (M), Inaure (B)
Ponakan = Kamanakang (M), Anaure (B)
Sekampung = Sambori' (M), Sikkampong (B)
Ada beberapa istilah dalam Bahasa Bugis Makassar yang saya tidak tahu persisnya dalam bahasa Indonesia.
1. LAGO (BM) = SELLALENG (B) = menantunya mertua yang lain / sesama menantu Misalnya :
    A menikah dengan B,
    C menikah dengan D 
    B dan C bersaudara
    maka A dan D adalah LAGO

2. Suressureng Bali Salo' (B) = Saribbattang Limbang Binanga (M) Secara bahasa artinya : Saudara Seberang Sungai Misalnya :
A (pria) dan B (wanita) menikah lalu melahirkan anak C, setelah itu bercerai
X (pria) dan Y (wanita) menikah lalu melahirkan anak Z, setelah itu bercerai
Lalu A dan Y menikah,
atau B dan X menikah
Maka C dan Z disebut Suressureng Bali Salo' (B) Saudara jenis ini termasuk bukan mahram (boleh menikah)

3. Siteppa Teppangeng (B) = Bija Sirenrengang (M)
* Secara bahasa Siteppa-Teppangeng (Bugis) artinya saling menimpa, atau mendarat di tempat yang sama.
* Sedangkan Bija Sirenrengan (Makassar) artinya Kerabat Berkaitan / Kerabat Sepegangan Tangan Yaitu  semua hubungan kekerabatan yang terjadi akibat terjadinya pernikahan.
Termasuk disini mertua, menantu, ipar, paman dan bibinya pasangan, sepupunya pasangan, saudaranya ipar, iparnya saudara, dan sebagainya. Pasangan yang menjadi penghubung kedua keluarga besar itu disebut Appang.
Sebenarnya kesamaan dalam sebutan atau panggilan dalam hubungan kekerabatan bisa saja menunjukkan kesamaan marga dalam masyarakat Bugis Makassar.
Misalnya orang yang sama-sama memanggil Etta (Bugis) atau Tetta (Makassar) kepada bapaknya berarti masih satu marga. Berhubung orang Bugis Makassar tidak mengenal nama PAM. Dan karena alasan itu juga seharusnya panggilan-panggilan tersebut dilestarikan dalam keluarga. .

Beberapa panggilan dalam masyarakat Bugis Makassar itu memang digunakan hanya dikalangan tertentu saja, yaitu dalam marga mereka. Dan apabila digunakan di luar marga mereka maka akan memberikan makna yang berbeda. Misalnya: Panggilan "Puang", (Fuang di Sinjai, dan Pung di Soppeng).
Itu adalah panggilan untuk kalangan bangsawan yan berlaku di kalangan mereka, dalam marga mereka.
Budak/ hamba sahaya mereka pun memanggil seperti itu kepada tuannya sebagai tanda penghormatan dan ketundukan. Tetapi orang-orang Bugis Makassar itu gengsinya tinggi, sehingga tidak akan mau memanggil Puang kepada yang dianggap tidak berhak menyandangnya (bukan bangsawan).
Misalnya bagaimanapun populernya Pak Jusuf Kalla (JK), tidak ada orang di Sulsel yang memanggilnya Puang, paling beliau cuma dipanggil Daeng Ucu', berhubung beliau memang bukan dari kalangan bangsawan yang dianggap berhak dipanggil Puang.
Dan masih terkait dengan gengsi yang tinggi itu, alasan orang Bugis Makassar tidak mau memanggil Puang kepada yang dianggap tidak berhak atau bukan marganya, itu karena dengan memanggil seseorang dgn panggilan Puang padahal dia adalah orang lain yang bukan semarga, maka dianggap sama saja dengan memposisikan dirinya sebagai budak dari orang itu. Berhubung orang memanggil Puang di kalangan mereka yang bukan marganya hanyalah pada budak mereka.
Jadi -- pada contoh di atas -- orang yang tidak ada sama sekali hub keluarga dengan Pak Jusuf Kalla tapi memanggil Pak JK dgn sebutan "puang", maka itu akan dipahami sebagaimerendahkan dirinya sampai ke level budak dari Pak Jusuf Kalla.

Hal yang perlu diperhatikan

Hati-hati memanggil Emma', Amma', Mama dan Bapa' kepada orang BugMaks yang sama sekali tidak ada hubungan kekeluargaan dgn mereka. Mungkin maksud Anda adalah untuk menghormati dan mengakrabkan diri, atau memposisikan diri sebagai anak dihadapan mereka. Tapi panggilan itu justru bisa dipahami sebagai penghinaan terhadap mereka.
Di kalangan orang Bugis Makassar, panggilan Amma atau Emma dan Bapa' ditujukan kepada orang tua mereka, dan bisa juga ditujukan kepada para tante dan om alias paman dalam keluarga besar mereka.
Tapi panggilan Amma dan Bapa' yang ditujukan kepada yang bukan keluarga mereka, hanya ditujukan kepada para budak mereka.
Sehingga jika Anda datang ke keluarga seseorang di Sulawesi selatan, lalu Anda diperlakukan sebagai seorang anak, jangan sekali-kali Anda memanggil mereka dengan panggilan Bapa' dan Amma/Mama kalau Anda sama sekali tidak punya pertalian darah dengan mereka. Karena mereka bisa saja tersinggung dan merasa dihina dan dianggap budak oleh Anda.
Cukup panggil mereka dgn sebutan Tante, Ibu, Om, Bapak dsb (bukan Bapa' yg disambung dgn namanya spt Bapa' Amir, Bapa' Dulla, Bapa' Ullah dll).
Demikian penjelasan Panggilan Hubungan Kekerabatan Bugis Makassar mudah-mudahan bermanfaat.

{ 3 comments... read them below or add one }

Fazri said...

wah lengkap bgt kawan penjelasannya.
maklum saya kurang mengerti bahasa org" bugis makassar.

Unknown said...

Banyak pelajaran baru nih tentang bahasa bugis, walaupun bugis asli tapi banyak hal yang tidak tau tentang bugis, maklum hidup dirantau sejak kecil..tarima kasi maega sappo..tulisannya makanja dibaca...

Unknown said...

Panggilan Dae tdk ada

Post a Comment

terimakasih atas komentar dan kunjungan anda
salam admin ichsan el jufri blog