Rasa Malu; Harta Paling Berharga

Posted by Ibn on 28 September 2011

Rasa Malu; Harta Paling Berharga- MALU adalah perhiasan paling indah dan paling berharga bagi seorang wanita, Tidak punya malu, berarti tidak punya harga diri meskipun ia menghiasi diri dengan se-mahal-mahal perhiasan. Semahal-mahal perhiasan yang dipakai oleh seorang wanita tidak akan bernilai manakala dia kehilangan rasa malu.

Rasa Malu; Harta Paling Berharga

Saya (penulis) pernah berkunjung ke Al Markaz Islami di Frangfurt, Jerman. Saudara-saudara kita di sana membawa seorang gadis yang akan masuk Islam. Kami bertanya: “Apa yang menarik anda mau masuk Islam ?” Dia menjawab: “KARENA ISLAM ADALAH AGAMA ‘IFFAH (suci, bersih dari pengaruh HAWA NAFSU” kemudian dia berceritera : Saya pernah berkunjung ke Belanda, disana saya mendengar hiruk-pikuk, tepukan tangan dan teriakan maksimal di sebuah lapangan yang penuh dengan manusia. Saya mendekat untuk melihat ada apa gerangan? Ternyata mereka sedang menyaksikan seorang laki-laki mempertontonkan diri berzina dengan seorang perempuan tanpa rasa malu.
Sungguh sangat menyedihkan dan sangat disayangkan, tontonan yang sukar untuk dipercaya ada manusia yang rela mengorbankan fithrahnya, merusaknya bahkan mengembalikannya ke derajat yang lebih hina dari binatang. Kalau Unta (binatang) malu berhubungan dengan betinanya kalau dia merasa ada sepasang mata yang melihatnya atau mengintipnya, manusia malah sengaja dan senang mempertontongkan dirinya. Ma-sya allah binatang saja sampai demikian, bayangkan manusia yang berbalik lebih hina dari binatang.

Rasa Malu; Harta Paling Berharga

Alangkah indahnya kalau para wanita berhiaskan malu disegala ucapannya, pakaiannya, tingkah lakunya dan disegala keadaannya.
Aisha Radhiallahu ‘Anha berkata: Kalau saya masuk ke kamar dimana Rasulullah SAW dimakamkan bersama Ayahku saya lepas pakaianku, tetapi ketika Umar Radhiyallah Anhu juga dimakamkan di kamar itu, maka saya tidak masuk kekamar itu kecuali setelah saya perkuat pakaianku agar tidak terbuka karena malu terhadap Umar Radhiyallahu ‘Anhu. Bisa dibayangkan Ummul Mu’minin ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, malu terhadap orang yang sudah mati, sudah dikubur dalam tanah. Mengapa kita tidak malu terhadap orang yng masih hidup???

written by  Anwar Harum Maru
repost on ichsaneljufri.blogspot.com

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment

terimakasih atas komentar dan kunjungan anda
salam admin ichsan el jufri blog